Berikut 19 point yang harus ada pada Surat Kuasa dan skemanya

<div style="text-align: justify;">1. Judul Surat yaitu “Surat Gugatan”</div><div> </div><div style="text-align: justify;">2. Identitas Pemberi Kuasa (minimal Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">3. Kata-kata “selanjutnya disebut PEMBERI KUASA”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">4. Kata-kata “Dalam hal ini memilih domisili hukum di kantor kuasanya di bawah ini, dengan ini</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">memberi kuasa…”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">5. Kata-kata “dengan Hak Substitusi dan Hak Retensi”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">6. Identitas Penerima Kuasa (karena dalam hal ini Advokat maka cukup, Nama, Advokat pada</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">kantor hukum/advokat mana?, Alamat kantor hukum/advokat)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">7. Kata-kata “dalam hal ini dapat bertindak secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri” (hal</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">ini jika advokat yang diberi kuasa ada dua atau lebih)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">8. Kata-kata “selanjutnya disebut PENERIMA KUASA”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">9. Kata-kata “KHUSUS”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">10. Kata-kata “Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, mewakili, dan membela</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">kepentingan hukum Pemberi Kuasa selaku Penggugat”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">11. Kata-kata “untuk membuat, menandatangani dan mengajukan gugatan perdata”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">12. Kata-kata “perihal ……… (kualifikasi gugatan? misal Wanprestasi)”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">13. Kata-kata “di Pengadilan Negeri … (mana?, penting untuk diperhatikan kompetensi relatifnya)”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">14. Kata-kata “terhadap …. (identitas Tergugat, minimal Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat)”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">15. Kata-kata umum, misal :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Untuk selanjutnya, Penerima Kuasa dikuasakan untuk mewakili, mendampingi dan atau</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">memperjuangkan hak-hak Pemberi Kuasa, menghadap dimuka Pengadilan Negeri ……..</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">(mana), atau di Pengadilan Negeri dalam yuridiksi perkara a quo, menghadap Pejabat-</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pejabat, Panitera-Panitera, Hakim-Hakim, membuat, menandatangani dan mengajukan setiap</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">tanggapan, Replik, Akta Pembuktian, Kesimpulan, memberi dan atau menolak bukti-bukti,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">saksi-saksi, keterangan-keterangan, meminta dan atau mengembalikan sumpah, melakukan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">perdamaian dengan terlebih dahulu disetujui oleh Pemberi Kuasa dan selagi menguntungkan,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">melakukan dan atau menerima pembayaran, serta menandatangai kwitansi-kwitansi, serta</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">melakukan upaya hukum Banding (membuat, menandatangani dan mengajukan Memori</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Banding atau Kontra Memori Banding) atau upaya hukum Kasasi (membuat, menandatangani</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">dan mengajukan Memori Kasasi atau Kontra Memori Kasasi).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><strong>Pendek kata</strong>, Penerima Kuasa diberi keleluasaan untuk dapat melakukan segala tindakantindakan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">dan upaya-upaya hukum yang dianggap baik dan perlu berkaitan dengan perkara ini,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">sekalipun tidak disebut secara rinci, sepanjang tersedia dan tidak bertentangan dengan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">peraturan perundang-undangan yang berlaku.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">16. Kata-kata penutup misal “Demikian Surat Kuasa ini dibuat, dan berlaku sejak ditandatangani”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">17. Tempat tanggal tahun ditandatangani (diatas nama Pemberi Kuasa).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">18. Pemberi Kuasa (tanda tangan dan nama terang) dan Penerima Kuasa (tanda tangan dan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">nama terang)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">19.Materai yang bernilai Rp 6000 dan beri tanggal (buat kotak di tengah nama Pemberi Kuasa)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><strong>NB : </strong><em>Urutan / kata-kata diatas tidak baku, anda bisa bolak-balik disesuaikan dengan Buku</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Pegangan yang telah anda pelajari atau dari Materi Kuliah yang pernah anda terima, disini hanya</em></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>menjelaskan point-point yang harus ada.</em></div>

Berikut 19 point yang harus ada pada Surat Kuasa dan skemanya

1. Judul Surat yaitu “Surat Gugatan” 2. Identitas Pemberi Kuasa (minimal Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat) 3. Kata-kata “selanjutnya disebut ...

Read more »

Index KUHP

<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: red; font-family: Palatino Linotype;">KITAB UNDANG-UNDANG</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: red; font-family: Palatino Linotype;">HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: red; font-family: Palatino Linotype;">NOMOR 8 TAHUN 1981</span></b></div><div class="MsoNormal"><br /></div><ol style="margin-bottom: 0in; margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab I Ketentuan Umum </span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab II Ruang Lingkup Berlakunya Undang-undang</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab III Dasar Peradilan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab IV Penyidik dan Penuntut Umum Bagian Kesatu : Penyelidik dan Penyidik</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab IV Penyidik dan Penuntut Umum Bagian Kedua : Penyidik Pembantu </span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab IV Penyidik dan Penuntut Umum Bagian Ketiga : Penuntut Umum</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab V Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan Badan, Pemasukan Rumah, Penyitaan Dan Pemeriksaan </span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Surat</span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;"> Bagian Kesatu :Penangkapan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab V Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan Badan, Pemasukan Rumah, Penyitaan Dan Pemeriksaan </span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Surat</span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;"> Bagian Kedua : Penahanan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab V Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan Badan, Pemasukan Rumah,</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Penyitaan Dan Pemeriksaan </span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Surat</span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;"> Bagian Ketiga : Penggeledahan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab V Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan Badan, Pemasukan Rumah, Penyitaan Dan Pemeriksaan </span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Surat</span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;"> Bagian Keempat : Penyitaan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab V Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan Badan, Pemasukan Rumah, Penyitaan Dan Pemeriksaan </span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Surat</span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;"> Bagian Kelima : Pemeriksaan </span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Surat</span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;"> </span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab VI Tersangka dan Terdakwa </span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab VII Bantuan Hukum</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab VIII Berita Acara</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab IX Sumpah atau Janji</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab X Wewenang Pengadilan Untuk Mengadili Bagian Kesatu : Praperadilan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab X Wewenang Pengadilan Untuk Mengadili Bagian Kedua : Pengadilan Negeri</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab X Wewenang Pengadilan Untuk Mengadili Bagian Ketiga : Pengadilan Tinggi</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab X Wewenang Pengadilan Untuk Mengadili Bagian Keempat : Mahkamah Agung</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XI Koneksitas</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XII Ganti Kerugian dan Rehabilitasi Bagian Kesatu : Ganti Kerugian</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XII Ganti Kerugian dan Rehabilitasi Bagian Kedua : Rehabilitasi</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XIII Penggabungan Perkara Gugatan Ganti Kerugian</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XIV Penyidikan Bagian Kesatu : Penyelidikan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XIV Penyidikan Bagian Kedua : Penyidikan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XV Penuntutan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVI Pemeriksaan di Sidang Pengadilan Bagian Kesatu : Panggilan dan Dakwaan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVI Pemeriksaan di Sidang Pengadilan Bagian Kedua</span><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt;"> <span style="text-transform: uppercase;">: Memutus Sengketa Mengenai Wewenang Mengadili</span></span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVI Pemeriksaan di Sidang Pengadilan Bagian Ketiga : Acara Pemeriksaan Biasa</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVI Pemeriksaan di Sidang Pengadilan Bagian Keempat : Pembuktian dan Putusan Dalam Acara Pemeriksaan Biasa</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVI Pemeriksaan di Sidang Pengadilan Bagian Kelima : Acara Pemeriksaan Biasa </span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVI Pemeriksaan di Sidang Pengadilan Bagian Keenam : Acara Pemeriksaan Cepat </span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVI Pemeriksaan di Sidang Pengadilan Bagian Ketujuh : Pelbagai Ketentuan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVII Upaya Hukum Bagian Kesatu : Pemeriksaan Tingkat Banding</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVII Upaya Hukum Bagian Kedua : Pemeriksaan Untuk Kasasi</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVIII Upaya Hukum Luar Biasa Bagian Kesatu : Pemeriksaan Tingkat Kasasi Demi Kepentingan Hukum </span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XVIII Upaya Hukum Luar Biasa Bagian Kedua : Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan Yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Yang Tetap</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XIX Pelaksanaan Putusan Pengadilan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XX Pengawasan Dan Pengamatan Pelaksanaan Putusan Pengadilan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XXI Ketentuan Peralihan</span></b> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Palatino Linotype; font-size: 10pt; text-transform: uppercase;">Bab XXII Ketentuan Penutup</span></b> </li></ol><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal"><br /></div>

Index KUHP

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP) NOMOR 8 TAHUN 1981 Bab I Ketentuan Umum Bab II Ruang Lingkup Berlakunya Undang-undang ...

Read more »

Dasar-Dasar Karya Tulis

<div style="text-align: justify;"><b>Karya ilmiah</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a>: <i>scientific paper</i>) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seminar" title="Seminar">seminar</a> atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Simposium&action=edit&redlink=1" title="Simposium (halaman belum tersedia)">simposium</a>, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi" title="Perguruan tinggi">perguruan tinggi</a>, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Makalah&action=edit&redlink=1" title="Makalah (halaman belum tersedia)">makalah</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laporan_praktikum&action=edit&redlink=1" title="Laporan praktikum (halaman belum tersedia)">laporan praktikum</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Skripsi" title="Skripsi">skripsi</a> (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.</div><div style="text-align: justify;"> </div><table class="toc" id="toc" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody><tr> <td><br /></td> </tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Tujuan_Karya_Ilmiah">Tujuan Karya Ilmiah</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.</li><li>Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.</li><li>Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.</li><li>Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.</li><li>Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Manfaat_Karya_Ilmiah">Manfaat Karya Ilmiah</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:</div><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;</li><li>Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;</li><li>Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;</li><li>Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;</li><li>Memperoleh kepuasan intelektual;</li><li>Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sistematika_Penulisan_Karya_Ilmiah">Sistematika Penulisan Karya Ilmiah</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Bagian_Pembuka">Bagian Pembuka</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Halaman judul.</li><li>Lembar pengesahan.</li><li>Motto dan Persembahan</li><li>Kata pengantar.</li><li>Daftar isi.</li><li>Daftar Lampiran.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Bagian_Isi">Bagian Isi</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pendahuluan">Pendahuluan</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Latar belakang masalah.</li><li>Rumusan masalah.</li><li>Tujuan penelitian.</li><li>Manfaat penelitian.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kajian_teori_atau_tinjauan_kepustakaan">Kajian teori atau tinjauan kepustakaan</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Pembahasan teori</li><li>Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan</li><li>Pengajuan hipotesis</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Metodologi_penelitian">Metodologi penelitian</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Waktu dan tempat penelitian.</li><li>Metode dan rancangan penelitian</li><li>Populasi dan sampel.</li><li>Instrumen penelitian.</li><li>Pengumpulan data dan analisis data.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Hasil_Penelitian">Hasil Penelitian</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Jabaran varibel penelitian.</li><li>Hasil penelitian.</li><li>Pengajuan hipotesis.</li><li>Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kesimpulan_dan_saran">Kesimpulan dan saran</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Kesimpulan</li><li>Saran</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Bagian_penunjang">Bagian penunjang</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Daftar pustaka.</li><li>Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.</li></ul>

Dasar-Dasar Karya Tulis

Karya ilmiah ( bahasa Inggris : scientific paper ) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkaji...

Read more »

Membuat Daftar Riwayat Hidup

<div style="text-align: justify;">Format Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup atau sering disebut <span class="searchlite">Resume</span>, di setiap negara berbeda-beda. Hal ini karena dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, pandangan politik, juga aturan main yang berbeda-beda.<br /><br />Sebagai contoh, untuk <span class="searchlite">resume</span> standar di Amerika Serikat (USA) tidak perlu mencantumkan hal-hal yang dianggap sangat pribadi seperti foto, status perkawinan, tempat dan tanggal lahir.<br /><br />Sedangkan di Indonesia justru sebaliknya, dalam membuat CV atau Daftar Riwayat Hidup, justru wajib mencantumkan status perkawinan, tempat dan tanggal lahir, serta melampirkan foto.<br /><br />Berikut ini beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dalam membuat Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup, atau <span class="searchlite">resume</span> untuk perusahan/instansi/lembaga di Indonesia (baik untuk perusahaan/lembaga lokal, nasional, maupun internasional).<br /><br />A. Urutan Penulisan Curriculum Vitae (<span class="searchlite">Resume</span>, Daftar Riwayat Hidup)<br /><br />1. Identitas (Data Pribadi)<br /><br />Cantumkan identitas anda dengan jelas, seperti : Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Tempat dan Tanggal Lahir, Kewarganegaraan, Agama, Status Perkawinan, Tinggi dan Berat Badan, Alamat Lengkap, Telepon & HP, serta e-mail (bila ada).<br />Khusus untuk e-mail, sebaiknya anda memilikinya. Jika tidak memilikinya, anda dapat membuat alamat email di Gmail, Yahoo, atau Hotmail (silakan klik) atau yang lainnya.<br /><br />2. Pendidikan<br /><br />Cantumkan pendidikan formal dan pelatihan/kursus yang pernah anda ikuti; lengkap dengan tahun masuk dan tahun lulus, jurusan, jenjang studi, dan nama lembaganya. Urutannya dimulai dari pendidikan formal terlebih dulu, baru kemudian pendidikan non formal (pelatihan, kursus, dsb).<br /><br />3. Kemampuan<br /><br />Uraikan secara singkat kemampuan anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang dilamar. Misalkan anda melamar kerja di bidang akuntansi, maka jelaskan secara singkat bahwa anda memahami akuntansi dan administrasi, sistem perpajakan, biasa bekerja menggunakan komputer, dsb-nya. Tentu saja kemampuan-kemampuan yang anda tulis/cantumkan tersebut harus benar-benar anda miliki. Jangan mencantumkan kemampuan yang tidak anda miliki.<br /><br />4. Pengalaman kerja<br /><br />Cantumkan deskripsi singkat tentang pekerjaan anda pada perusahaan sebelumnya, lengkap dengan pangkat, jabatannya, jenis pekerjaan, prestasi (bila ada), tanggung jawab dan wewenang pekerjaan. Serta periode kerja, yaitu bulan dan tahun mulai menempati dan mengakhiri posisi tersebut.<br />Urutannya dimulai dari pekerjaan (atau jabatan atau posisi) terakhir.<br /><br />5. Pengalaman Organisasi (bila ada)<br /><br />Cantumkan pengalaman organisasi yang relevan (sesuai atau berhubungan) dengan jenis pekerjaan yang anda lamar tersebut. Bila tidak ada yang relevan, lewati saja nomor 5 ini.<br /><br />6. Referensi Kerja (bila ada)<br /><br />Bila memungkinkan, cantumkan referensi, yaitu orang yang bisa dihubungi oleh pihak penyeleksi lamaran kerja untuk menanyakan hal-hal penting seputar diri anda (biasanya nama atasan dimana anda bekerja sebelumnya).<br /><br />Penting : Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, anda harus sangat yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui tentang anda serta akan memberikan informasi positif mengenai diri anda. Seandainya anda ragu-ragu bahwa orang tersebut akan memberikan informasi positif tentang anda, maka anda tidak perlu mencantumkan referensi kerja tersebut (lewati saja yang nomor 6 ini).<br /><br />7. Pengalaman lain yang menunjang (bila ada)<br /><br />Cantumkan pengalaman lain yang menunjang "promosi anda". Dan sebaiknya yang relevan dengan jenis pekerjaan yang anda lamar tersebut. Jika anda melamar untuk posisi pemrogram komputer, maka pengalaman anda sebagai Ketua RW atau juara bulutangkis, tentunya tidak relevan. Jadi bila tidak ada yang relevan, lewati saja nomor 7 ini.<br /><br />B. Kertas, Huruf, Foto, Dokumen Pendukung<br /><br />1. Gunakan kertas putih polos<br /><br />CV hendaknya polos tidak menggunakan background image (dasar bergambar). Sebaiknya jangan menggunakan form CV yang dijual di toko-toko.<br /><br />2. Diketik dengan huruf standar surat resmi<br /><br />CV jangan ditulis tangan, namun diketik. Gunakan huruf dengan ukuran dan jenis standar (warna hitam), contohnya font jenis Arial atau Times New Roman.<br /><br />3. Foto terbaru<br /><br />Lampirkan pas foto terbaru ukuran 3x4 atau 4x6. Sebaiknya gunakan pas foto berwarna, dan berpakaian resmi (misalkan jas lengkap dengan dasi).<br /><br />4. Dokumen pendukung<br /><br />Lampirkan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam CV (<span class="searchlite">resume</span>), seperti ijazah, transkrip nilai, sertifikat atau penghargaan, dsb (dokumen pendukung tersebut dalam bentuk photocopy).<br />Agar dokumen pendukung yang dilampirkan tidak terlalu banyak, sebaiknya anda menyeleksi/menyortir dokumen mana yang paling penting dan relevan untuk dilampirkan.<br /><br />Penting : Bila transkrip nilai anda tidak bagus, maka anda tidak perlu melampirkannya. Karena CV atau <span class="searchlite">resume</span> tersebut merupakan promosi diri anda. Namun, seandainya perusahaan penerima kerja meminta/mensyaratkan untuk melampirkan transkrip nilai, barulah anda "terpaksa" melampirkannya.<br />Sebaliknya jika transkrip nilainya bagus, anda justru harus melampirkannya.<br /><br /><br /><br />Beberapa Saran Penting<br /><br />Jujur, Jangan Berbohong<br /><br />Ingat, jangan sekali-kali menuliskan pada CV anda suatu pengalaman yang anda sendiri tidak mengalaminya. Memang seseorang terkadang merasa gengsi dengan pengalaman yang dia miliki, karena merasa kalah pengalaman. Percayalah pada diri anda sendiri bahwa anda mempunyai kelebihan yang orang lain tidak punya.<br /><br />Jumlah Halaman<br /><br />Pada umumnya CV hanya terdiri dari 1 (satu) atau 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat pekerjaan/karir anda sangat banyak, juga pendidikan/kursus/pelatihan anda sangat banyak. Dan anda menganggap bahwa itu penting untuk ditampilkan, maka anda boleh menambahkannya menjadi 3 (tiga) halaman CV sebagai lampiran Surat Lamaran Kerja, tidak masalah.<br />Tetapi khusus untuk Surat Lamaran Kerja, tetap upayakan 1 (satu) halaman.<br /><br />Tata Bahasa, Tanda Baca, dan Ejaan<br /><br />Tidaklah dibenarkan jika dalam <span class="searchlite">resume</span> terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut tata bahasa, tanda baca, dan ejaan. Bacalah kembali tata bahasa di buku atau Kamus Bahasa Indonesia.<br />Jika anda menulis CV dalam Bahasa Inggris, dan anda belum yakin, maka cobalah minta dicek kembali atau di-review oleh teman/kerabat yang menguasai Bahasa Inggris tersebut.<br /><br />Eksplisit (Gamblang, Jelas)<br /><br />Jangan membuat orang yang membaca CV atau <span class="searchlite">resume</span> anda mengintepretasikan atau mengartikan hal yang berbeda.<br />Contoh sederhana : Di CV pada bagian pendidikan, anda menuliskan Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila, dan tidak menambahkan nama kota lokasinya. Jangan berasumsi bahwa pembaca pasti tahu Universitas Pancasila itu ada di Jakarta. Oleh karena itu tambahkan nama kota dibelakangnya, misalkan Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila - Jakarta.<br /><br />Mudah Dibaca dan Mudah Dicerna<br /><br />CV yang dibuat secara kacau-balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat CV yang mudah dibaca, mudah dicerna, urutannya jelas, dan logis.<br />Bila perlu bagian-bagian atau kata-kata yang anda anggap sangat penting untuk ditonjolkan, dapat ditulis dengan huruf tebal (bold). Namun jangan terlalu banyak bagian yang ditebalkan, sehingga tidak terlihat lagi bagian yang sangat penting tersebut.</div>

Membuat Daftar Riwayat Hidup

Format Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup atau sering disebut Resume , di setiap negara berbeda-beda. Hal ini karena dipengaru...

Read more »

Asas-Asas Hukum Pidana

<div style="text-align: justify;"> <span class="post-comment-link" style="font-family: georgia;"> </span> 1. <span style="color: #000099;">Asas Legalitas</span><br />Yaitu adanya persamaan kedudukan, perlindungan, dan keadilan di hadapan hukum.<br /><br />2. <span style="color: red;">Asas Keseimbangan</span><br />Yaitu proses hukum yang ada haruslah menegakkan hak asasi manusia dan melindungi ketertiban umum.<br /><br />3. <span style="color: #33ff33;">Asas Praduga Tak Bersalah </span><br />Yaitu tidak menetapkan seseorang bersalah atau tidak sebelum adanya putusan pengadilan yang tetap.<br /><br />4. <span style="color: #6600cc;">Asas Unifikasi</span><br />Yaitu penyamaan keberlakuan hukum acara pidana di seluruh wilayah Indonesia<br /><br />5. <span style="color: #663300;">Asas Ganti rugi dan Rehabilitasi</span>.<br />Yaitu adanya ganti rugi dan rehabilitasi bagi pihak yang dirugikan karena kesalahan dalam proses hukum.<br /><br />6. <span style="color: #333333;">Asas Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan</span><br />Yaitu pelaksanaan peradilan secara tidak berbelit-belit dan dengan biaya yang seminim mungkin guna menjaga kestabilan terdakwa.<br /><br />7. <span style="color: #003300;">Asas Oportunitas</span><br />Yaitu hak seorang Jaksa untuk menuntut atau tidak demi kepentingan umum.<br /><br />8. <span style="color: #999900;">Asas akusator </span><br />Yaitu penempatan tersangka sebagai subjek yang memiliki hak yang sama di depan hukum.<br /><br />9. <span style="color: #993399;">Prinsip Pembatasan Penahanan</span><br />Yaitu menjamin hak-hak asasi manusia dengan membatasi waktu penahanan dalam melalui proses hukum.<br /><br />10. <span style="color: #cc0000;">Prinsip Diferensiasi Fungsional</span><br />Yaitu penegasan batas-batas kewenangan dari aparat penegak hukum secara instansional.<br /><br />11. <span style="color: #336666;">Prinsip Saling Koordinasi</span><br />Yaitu adanya hubungan kerja sama di antara aparat penegak hukum untuk menjamin adanya kelancaran proses hukum.<br /><br />12.<span style="color: #000066;"> Prinsip Penggabungan Pidana dengan Tuntutan Ganti Rugi</span><br />Yaitu dipakainya gugatan ganti rugi secara perdata untuk menyelesaikan kasus pidana yang berhubungan dengan harta kekayaan.<br /><br />13. <span style="color: #996633;">Peradilan tebuka Untuk Umum</span><br />Yaitu hak dari publik untuk menyaksikan jalannya peradilan (kecuali dalam hal-hal tertentu).<br /><br />14. <span style="color: #00cccc;">Kekuasaan Hakim yang Tetap</span><br />Yaitu peradilan harus dipimpim oleh eorang/sekelompk hakim yang memiliki kewenangan yang sah dari pemerintah.<br /><br />15. <span style="color: #009900;">Pemeriksaan Hakim Yang langsung dan lisan</span><br />Yaitu peradilan dilakukan oleh hakim secara langsung dan lisan (tidak menggunakan tulisan seperti dalam hukum acara perdata.<br /><br />16. <span style="color: #999900;">Bantuan hukum bagi terdakwa</span><br />Yaitu adanya bantuan hukum yang diberikan bagi terdakwa.<br /><br /><br /><span style="color: #660000; font-weight: bold;">Daftar Pustaka:</span><br />Hamzah, Andy. 2005. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.<br />Harahap, Yahya. 2004. Pembahasan Permasalah dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika.<br />Prinst, Darwin. 1989. Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar. Jakarta: Djambatan.<br />Prodjodikoro, Wiryono. 1985. Hukum Acara Pidana di Indonesia. Jakarta: Sumur Bandung.<br /><br />Sumber : http://raja1987.blogspot.com/2009/12/asas-hukum-acara-pidana.html</div>

Asas-Asas Hukum Pidana

1. Asas Legalitas Yaitu adanya persamaan kedudukan, perlindungan, dan keadilan di hadapan hukum. 2. Asas Keseimbangan Yaitu proses hukum...

Read more »

Panduan Sederhana Menulis Resensi

<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 18pt; line-height: 100%;">Panduan Sederhana Menulis Resensi</span><br /><br />Menulis resensi buku atau resensi-resensi lain (bisa untuk film, kaset, cd dll), pada intinya adalah memberikan pertimbangan tentang buku, atau obyek resesnsi itu kepada pembaca tentang perlu atau tidak untuk dibaca, untuk dibeli, dan untuk kalangan mana obyek resensi itu ditujukan. Pada penulisan resensi itu, penulis dituntut untuk obyektif terhadap obyeknya, walau demikian obyektifitas itu relatif pada kemampuan analis si penulis, sehingga peluang untuk subyektif itu tetap ada.<br /><br />Dalam meresensi buka beberapa hal yang patut dipertimbangkan adalah bahwa sebagai penulis resensi, peran kita terbatas pada memberikan pertimbangan dan memberikan rekomendasi tentang buku tersebut. Berikut beberapa garis besar untuk di ingat.<br /><br />1. Penulis resensi bukanlah mewakili pembaca membaca buku tersebut. Jadi, tidak mutlak harus menceritakan keseluruhan isi buku, atau membuat kesimpulan isi buku. Persepri tiap pembaca berbeda, dan belum tentu kesimpula itu sama, jadi cukuplah berhenti pada kesimpulan tentang baik atau tidaknya buku itu dibaca, juga untuk kalangan mana buku itu cocok dibaca.<br /><br />2. Penulis resensi, baiknya tidak terlalu jauh berduel dengan penulis buku. Maksudnya, bukan sesuatu yang bijak seandainya penulis resensi justru membangun opini yang bertentangan dengan onyek yang di resensi. Memang, pembanding itu penting, tapi bukan untuk dijustifikasi.<br /><br />3. Hal-hal yang menjadi pertimbangan untuk sebuah buku yang diresensi antara lain, isi buku (menarik atau tidak, penting atau tidak menurut peresensi), tampilan buku (cover, kertas yang digunakan, typografi yang digunakan), kualitas pengarang (dapat dibandingkan dengan karya-karya dia yang lain).<br /><br />4. Mulailah menulis dan menulis.</div>

Panduan Sederhana Menulis Resensi

Panduan Sederhana Menulis Resensi Menulis resensi buku atau resensi-resensi lain (bisa untuk film, kaset, cd dll), pada intinya adalah mem...

Read more »

Filsafat

<div style="text-align: justify;"><b>Filsafat</b> adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.<sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat#cite_note-0">[1]</a></sup> Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dialektika" title="Dialektika">dialektika</a>. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.</div><div> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Logika" title="Logika">Logika</a> merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika" title="Matematika">matematika</a> dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.</div><div style="text-align: justify;"> </div><table class="toc" id="toc" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody><tr> <td><br /></td></tr></tbody></table><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Etimologi">Etimologi</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kata <i>falsafah</i> atau <i>filsafat</i> dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia" title="Bahasa Indonesia">bahasa Indonesia</a> merupakan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan" title="Kata serapan">kata serapan</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab">bahasa Arab</a> <big><big><big>فلسفة</big></big></big>, yang juga diambil dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">bahasa Yunani</a>; Φιλοσοφία <i>philosophia</i>. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (<i>philia</i> = persahabatan, cinta dsb.) dan (<i>sophia</i> = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kata <b>filosofi</b> yang dipungut dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Belanda" title="Bahasa Belanda">bahasa Belanda</a> juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_filsuf" title="Daftar filsuf">"filsuf"</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Klasifikasi">Klasifikasi</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div class="thumb tright" style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"> </div><div class="thumbinner" style="width: 222px;"><div style="text-align: center;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Sanzio_01_Plato_Aristotle.jpg&filetimestamp=20050313200728"><img alt="" class="thumbimage" height="288" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/98/Sanzio_01_Plato_Aristotle.jpg/220px-Sanzio_01_Plato_Aristotle.jpg" width="220" /></a></div><div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Sanzio_01_Plato_Aristotle.jpg&filetimestamp=20050313200728" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plato" title="Plato">Plato</a> (sebelah kiri) dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aristotle" title="Aristotle">Aristotle</a> (kanan), menurut lukisan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raffaelo_Sanzio&action=edit&redlink=1" title="Raffaelo Sanzio (halaman belum tersedia)">Raffaelo Sanzio</a> pada tahun 1509</div></div></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam membangun tradisi <strong class="selflink">filsafat</strong> banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya" title="Budaya">budaya</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a>, bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a> tempat tradisi filsafat itu dibangun.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Menurut wilayah, filsafat bisa dibagi menjadi: filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah" title="Timur Tengah">Timur Tengah</a>. Sementara, menurut latar belakang agama, filsafat dibagi menjadi: filsafat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a>, filsafat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budha" title="Budha">Budha</a>, filsafat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu" title="Hindu">Hindu</a>, dan filsafat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen" title="Kristen">Kristen</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Filsafat_Barat">Filsafat Barat</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Filsafat Barat</b> adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani" title="Yunani">Yunani</a> kuno.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tokoh utama filsafat Barat antara lain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plato" title="Plato">Plato</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Aquinas" title="Thomas Aquinas">Thomas Aquinas</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/R%C3%A9ne_Descartes" title="Réne Descartes">Réne Descartes</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant" title="Immanuel Kant">Immanuel Kant</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Georg_Hegel&action=edit&redlink=1" title="Georg Hegel (halaman belum tersedia)">Georg Hegel</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arthur_Schopenhauer" title="Arthur Schopenhauer">Arthur Schopenhauer</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Heinrich_Marx" title="Karl Heinrich Marx">Karl Heinrich Marx</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Nietzsche" title="Friedrich Nietzsche">Friedrich Nietzsche</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jean-Paul_Sartre" title="Jean-Paul Sartre">Jean-Paul Sartre</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika" title="Metafisika">Metafisika</a> mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi" title="Ontologi">Ontologi</a>. Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kosmologi" title="Kosmologi">Kosmologi</a>.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi" title="Epistemologi">Epistemologi</a> mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (<i>episteme</i> secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologi" title="Aksiologi">Aksiologi</a> membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Etika" title="Etika">etika</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika" title="Estetika">estetika</a>.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Etika" title="Etika">Etika</a>, atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika" title="Estetika">Estetika</a> membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni" title="Seni">seni</a> dari berbagai macam hasil budaya.</li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Filsafat_Timur">Filsafat Timur</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Filsafat Timur</b> adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>, khususnya di India, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina" title="Republik Rakyat Cina">Republik Rakyat Cina</a> dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a>. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Pertengahan" title="Abad Pertengahan">Abad Pertengahan</a>, tetapi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Barat" title="Dunia Barat">Dunia Barat</a> filsafat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/An_sich" title="An sich">’an sich’</a> masih lebih menonjol daripada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sidharta_Budha_Gautama&action=edit&redlink=1" title="Sidharta Budha Gautama (halaman belum tersedia)">Sidharta Budha Gautama</a>/<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budha" title="Budha">Budha</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bodhidharma" title="Bodhidharma">Bodhidharma</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lao_Tse" title="Lao Tse">Lao Tse</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konfusionisme&action=edit&redlink=1" title="Konfusionisme (halaman belum tersedia)">Kong Hu Cu</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zhuang_Zi&action=edit&redlink=1" title="Zhuang Zi (halaman belum tersedia)">Zhuang Zi</a> dan juga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mao_Zedong" title="Mao Zedong">Mao Zedong</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Filsafat_Timur_Tengah">Filsafat Timur Tengah</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Filsafat Timur Tengah</b> dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang Islam dan juga beberapa orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" title="Yahudi">Yahudi</a>, yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Tengah" title="Laut Tengah">Laut Tengah</a> dan menjumpai kebudayaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani" title="Yunani">Yunani</a> dengan tradisi falsafah mereka.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Lalu mereka menterjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan ketika <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a> setalah runtuhnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Romawi" title="Kekaisaran Romawi">Kekaisaran Romawi</a> masuk ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Pertengahan" title="Abad Pertengahan">Abad Pertengahan</a> dan melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Nama-nama beberapa filsuf <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah" title="Timur Tengah">Timur Tengah</a> adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Avicenna" title="Avicenna">Ibnu Sina</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Tufail" title="Ibnu Tufail">Ibnu Tufail</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kahlil_Gibran" title="Kahlil Gibran">Kahlil Gibran</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Averroes" title="Averroes">Averroes</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Filsafat_Islam">Filsafat Islam</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Filsafat Islam</b> merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kedua, Islam adalah agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid">tauhid</a>. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Filsafat_Kristen">Filsafat Kristen</span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Filsafat Kristen</b> mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam zaman kegelapan (<i>dark age</i>). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi" title="Ontologi">ontologis</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ketuhanan" title="Filsafat ketuhanan">filsafat ketuhanan</a>. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contoh: <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Santo_Thomas_Aquinas" title="Santo Thomas Aquinas">Santo Thomas Aquinas</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Santo_Bonaventura" title="Santo Bonaventura">Santo Bonaventura</a></div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Munculnya_Filsafat">Munculnya Filsafat</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babilonia" title="Babilonia">Babilonia</a>, Yudea (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Israel" title="Israel">Israel</a>) atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a>. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kasta" title="Kasta">kasta</a> pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Turki">Turki</a>. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sokrates" title="Sokrates">Sokrates</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plato" title="Plato">Plato</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles" title="Aristoteles">Aristoteles</a>. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sejarah_Filsafat_Barat">Sejarah Filsafat Barat</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sejarah Filsafat Barat bisa dibagi menurut pembagian berikut: Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern dan Kontemporer.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Klasik">Klasik</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">"Pra Sokrates": <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thales" title="Thales">Thales</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anaximander" title="Anaximander">Anaximander</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anaximenes" title="Anaximenes">Anaximenes</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras" title="Pythagoras">Pythagoras</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Xenophanes" title="Xenophanes">Xenophanes</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parmenides" title="Parmenides">Parmenides</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zeno_dari_Elea" title="Zeno dari Elea">Zeno</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Herakleitos" title="Herakleitos">Herakleitos</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Empedocles" title="Empedocles">Empedocles</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Democritus" title="Democritus">Democritus</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anaxagoras" title="Anaxagoras">Anaxagoras</a></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">"Zaman Keemasan": <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sokrates" title="Sokrates">Sokrates</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plato" title="Plato">Plato</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles" title="Aristoteles">Aristoteles</a></div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Filsafat&action=edit&section=11" title="Sunting bagian: Abad Pertengahan">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Abad_Pertengahan">Abad Pertengahan</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">"Skolastik": <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Aquino" title="Thomas Aquino">Thomas Aquino</a></div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Filsafat&action=edit&section=12" title="Sunting bagian: Modern">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Modern">Modern</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Machiavelli" title="Machiavelli">Machiavelli</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Giordano_Bruno" title="Giordano Bruno">Giordano Bruno</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Francis_Bacon" title="Francis Bacon">Francis Bacon</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Descartes" title="Descartes">Rene Descartes</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baruch_de_Spinoza" title="Baruch de Spinoza">Baruch de Spinoza</a>- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Blaise_Pascal" title="Blaise Pascal">Blaise Pascal</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Leibniz" title="Leibniz">Leibniz</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Hobbes" title="Thomas Hobbes">Thomas Hobbes</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/John_Locke" title="John Locke">John Locke</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/George_Berkeley" title="George Berkeley">George Berkeley</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/David_Hume" title="David Hume">David Hume</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=William_Wollaston&action=edit&redlink=1" title="William Wollaston (halaman belum tersedia)">William Wollaston</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anthony_Collins&action=edit&redlink=1" title="Anthony Collins (halaman belum tersedia)">Anthony Collins</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/John_Toland" title="John Toland">John Toland</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pierre_Bayle" title="Pierre Bayle">Pierre Bayle</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Denis_Diderot" title="Denis Diderot">Denis Diderot</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jean_le_Rond_d%27Alembert&action=edit&redlink=1" title="Jean le Rond d'Alembert (halaman belum tersedia)">Jean le Rond d'Alembert</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=De_la_Mettrie&action=edit&redlink=1" title="De la Mettrie (halaman belum tersedia)">De la Mettrie</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Condillac&action=edit&redlink=1" title="Condillac (halaman belum tersedia)">Condillac</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Helvetius&action=edit&redlink=1" title="Helvetius (halaman belum tersedia)">Helvetius</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Holbach&action=edit&redlink=1" title="Holbach (halaman belum tersedia)">Holbach</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Voltaire" title="Voltaire">Voltaire</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Montesquieu" title="Montesquieu">Montesquieu</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=De_Nemours&action=edit&redlink=1" title="De Nemours (halaman belum tersedia)">De Nemours</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Quesnay&action=edit&redlink=1" title="Quesnay (halaman belum tersedia)">Quesnay</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Turgot&action=edit&redlink=1" title="Turgot (halaman belum tersedia)">Turgot</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rousseau&action=edit&redlink=1" title="Rousseau (halaman belum tersedia)">Rousseau</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Thomasius&action=edit&redlink=1" title="Thomasius (halaman belum tersedia)">Thomasius</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ch_Wolff&action=edit&redlink=1" title="Ch Wolff (halaman belum tersedia)">Ch Wolff</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reimarus&action=edit&redlink=1" title="Reimarus (halaman belum tersedia)">Reimarus</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mendelssohn" title="Mendelssohn">Mendelssohn</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lessing&action=edit&redlink=1" title="Lessing (halaman belum tersedia)">Lessing</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Georg_Hegel&action=edit&redlink=1" title="Georg Hegel (halaman belum tersedia)">Georg Hegel</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant" title="Immanuel Kant">Immanuel Kant</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fichte&action=edit&redlink=1" title="Fichte (halaman belum tersedia)">Fichte</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Schelling&action=edit&redlink=1" title="Schelling (halaman belum tersedia)">Schelling</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Schopenhauer&action=edit&redlink=1" title="Schopenhauer (halaman belum tersedia)">Schopenhauer</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=De_Maistre&action=edit&redlink=1" title="De Maistre (halaman belum tersedia)">De Maistre</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=De_Bonald&action=edit&redlink=1" title="De Bonald (halaman belum tersedia)">De Bonald</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chateaubriand&action=edit&redlink=1" title="Chateaubriand (halaman belum tersedia)">Chateaubriand</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=De_Lamennais&action=edit&redlink=1" title="De Lamennais (halaman belum tersedia)">De Lamennais</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Destutt_de_Tracy&action=edit&redlink=1" title="Destutt de Tracy (halaman belum tersedia)">Destutt de Tracy</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=De_Volney&action=edit&redlink=1" title="De Volney (halaman belum tersedia)">De Volney</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cabanis&action=edit&redlink=1" title="Cabanis (halaman belum tersedia)">Cabanis</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=De_Biran&action=edit&redlink=1" title="De Biran (halaman belum tersedia)">De Biran</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fourier&action=edit&redlink=1" title="Fourier (halaman belum tersedia)">Fourier</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saint_Simon&action=edit&redlink=1" title="Saint Simon (halaman belum tersedia)">Saint Simon</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Proudhon" title="Proudhon">Proudhon</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=A._Comte&action=edit&redlink=1" title="A. Comte (halaman belum tersedia)">A. Comte</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=JS_Mill&action=edit&redlink=1" title="JS Mill (halaman belum tersedia)">JS Mill</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spencer&action=edit&redlink=1" title="Spencer (halaman belum tersedia)">Spencer</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Feuerbach&action=edit&redlink=1" title="Feuerbach (halaman belum tersedia)">Feuerbach</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Marx" title="Karl Marx">Karl Marx</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soren_Kierkegaard" title="Soren Kierkegaard">Soren Kierkegaard</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Nietzsche" title="Friedrich Nietzsche">Friedrich Nietzsche</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Edmund_Husserl" title="Edmund Husserl">Edmund Husserl</a></div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Kontemporer">Kontemporer</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jean_Baudrillard" title="Jean Baudrillard">Jean Baudrillard</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Michel_Foucault" title="Michel Foucault">Michel Foucault</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Martin_Heidegger" title="Martin Heidegger">Martin Heidegger</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Popper" title="Karl Popper">Karl Popper</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bertrand_Russell" title="Bertrand Russell">Bertrand Russell</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jean-Paul_Sartre" title="Jean-Paul Sartre">Jean-Paul Sartre</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Albert_Camus" title="Albert Camus">Albert Camus</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jurgen_Habermas" title="Jurgen Habermas">Jurgen Habermas</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Richard_Rotry&action=edit&redlink=1" title="Richard Rotry (halaman belum tersedia)">Richard Rotry</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Feyerabend&action=edit&redlink=1" title="Feyerabend (halaman belum tersedia)">Feyerabend</a>- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jacques_Derrida" title="Jacques Derrida">Jacques Derrida</a> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahzab_Frankfurt" title="Mahzab Frankfurt">Mahzab Frankfurt</a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat </div>

Filsafat

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. [1] Fi...

Read more »

Filsafat Ilmu

<h1 class="firstHeading" id="firstHeading" style="text-align: justify;">Filsafat Ilmu</h1><div> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Filsafat ilmu</b> adalah merupakan bagian dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat" title="Filsafat">filsafat</a> yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu<sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu#cite_note-0">[1]</a></sup>. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi" title="Epistemologi">epistemologi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi" title="Ontologi">ontologi</a>. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"> </div><table class="toc" id="toc" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody><tr> <td><br /></td></tr></tbody></table><h2 style="text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Konsep_dan_pernyataan_ilmiah">Konsep dan pernyataan ilmiah</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu" title="Ilmu">Ilmu</a> berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.<a class="external free" href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/bf/Button_pagename.png" rel="nofollow"></a></div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Empirisme">Empirisme</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Salah satu konsep mendasar tentang filsafat ilmu adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Empirisme" title="Empirisme">empirisme</a>, atau ketergantungan pada bukti. Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari pengalaman yang kita alami selama hidup kita. Di sini, pernyataan ilmiah berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan dan eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil ini dapat dianggap sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Falsifiabilitas">Falsifiabilitas</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Salah satu cara yang digunakan untuk membedakan antara ilmu dan bukan ilmu adalah konsep falsifiabilitas. Konsep ini digagas oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Popper" title="Karl Popper">Karl Popper</a> pada tahun 1919-20 dan kemudian dikembangkan lagi pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1960" title="1960">1960</a>-an. Prinsip dasar dari konsep ini adalah, sebuah pernyataan ilmiah harus memiliki metode yang jelas yang dapat digunakan untuk membantah atau menguji teori tersebut. Misalkan dengan mendefinisikan kejadian atau fenomena apa yang tidak mungkin terjadi jika pernyataan ilmiah tersebut memang benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bunting : http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu</div>

Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang...

Read more »

Kekerasan Terhadap Pasangan

<div style="text-align: justify;"></div><div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">... Kekerasan terhadap perempuan oleh pasangannya merupakan salah satu kekerasan terbesar dan paling luas dibandingkan kekerasan jenis lain. Ironisnya, kekerasan jenis ini adalah kekerasan yang paling tidak mendapat perhatian. Selama ini perhatian kekerasan terhadap perempuan tercurah pada kekerasan diranah publik. Padahal data menunjukkan bahwa 1 diantara 3 perempuan di seluruh dunia pernah mengalami kekerasan, dan sebagian terbesar kekerasan itu terjadi dalam rumah tangga.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kekerasan terhadap pasangan mencakup kekerasan terhadap perempuan maupun kekerasan terhadap laki-laki oleh pasangannya. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa perempuan jauh lebih banyak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Sebesar 95% pelaku kekerasan adalah laki-laki dan hanya 5% pelaku kekerasan merupakan perempuan.1 Artinya, 95% korban kekerasan oleh pasangan dalam rumah tangga adalah perempuan. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa kekerasan terhadap pasangan dalam rumah tangga adalah kekerasan terhadap perempuan. Istilah yang sering digunakan untuk menyebut kekerasan semacam itu adalah kekerasan berbasis gender. Seorang perempuan jatuh menjadi korban kekerasan pasangannya karena semata-mata ia merupakan perempuan yang memiki posisi lemah dalam rumah tangga.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Fakta dengan jelas menunjukkan sebagian besar kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi di lingkup rumah tangga atau dilakukan oleh orang dekat (intimate partner). Sebagai contoh dari 1722 kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani Rifka Annisa Women Crisis Centre, 1054 (60%) kasus diantaranya adalah kasus kekerasan terhadap istri.2 Temuan penelitian yang dilakukan Rifka Annisa bersama UGM, UMEA University, dan Women’s Health Exchange USA di Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia, pada tahun 2000 menunjukkan 1 dari 3 perempuan (34%) mengalami kekerasan emosional dari suaminya, termasuk didalamnya penghinaan, ancaman, dan ancaman fisik yang membahayakan. Kira-kira 1 dari 4 perempuan (27%) mempunyai pengalaman kekerasan fisik atau seksual dari suaminya dalam satu waktu dalam hidupnya, dimana 22% mengalami kekerasan seksual dan 11% mengalami kekerasan fisik. Satu dari 5 perempuan (19%) melaporkan bahwa biasanya mereka dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan mereka selama dipukuli. Kira-kira 1 dari 3 perempuan (33%) yang teraniaya mendapat paling sedikit satu luka-luka sebagai hasil kekerasan; sebagian besar berupa memar atau lecet-lecet.3 Sekitar 80% perempuan yang mencoba bunuh diri memiliki alasan karena telah mengalami kekerasan dari pasangannya, baik suami atau kekasih.4 Diseluruh dunia 1 dari 4 perempuan hamil mengalami kekerasan oleh suaminya baik kekerasan seksual maupun kekerasan fisik. Diperkirakan 40% hingga 70% lebih pembunuhan terhadap perempuan juga dilakukan oleh pasangan intimnya dalam konteks relasi yang penuh kekerasan.5</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kekerasan domestik atau kekerasan dalam rumah tangga merupakan perilaku yang didesain untuk untuk mengontrol pasangan.6 Artinya kekerasan dilakukan sebagai upaya untuk menguasai, memanipulasi dan mengontrol pihak lain. Mengikuti terma ‘everything is politics’, maka kekerasan terhadap pasangan perempuan oleh laki-laki juga bernilai politis. Laki-laki yang diuntungkan dengan lemahnya posisi perempuan cenderung untuk melestarikan keuntungannya dengan melakukan tindak kekerasan terhadap perempuan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anderson dan Swainson pada tahun 2001 juga menunjukkan bahwa perkosaan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan terutama dimotivasi oleh kekuasaan (power) untuk mengontrol daripada oleh seks.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Contoh tipe kekerasan :</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kekerasan fisik (menampar, memukul, menendang, mendorong, mencambuk, dll.)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kekerasan emosional/ verbal, Mengkritik, membuat pasangan merasa bersalah, membuat permainan pikiran, memaki, menghina, dll.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Ketergantungan finansial (mencegah pasangan untuk mendapat pekerjaan, membuat pasangan dipecat, membuat pasangan meminta uang, dll)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Isolasi sosial (mengontrol pasangan dengan siapa boleh bertemu dan dimana bisa bertemu, membatasi gerak pasangan dalam pergaulan, dll)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kekerasan seksual (memaksa seks, berselingkuh, sadomasokisme, dll.)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pengabaian/penolakan (mengatakan kekerasan tidak pernah terjadi, menyalahkan pasangan bila kekerasan terjadi, dll.).</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Koersi, ancaman, intimidasi (membuat pasangan khawatir, memecahkan benda-benda, mengancam akan meninggalkan, dll)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Dampak terhadap Korban</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kekerasan laki-laki terhadap pasangan perempuannya memiliki dampak 6 kali lebih berat daripada kekerasan yang dilakukan perempuan terhadap laki-laki pasangannya. Kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan pasangannya juga menghasilkan masalah kesehatan, stress, depresi, dan simptom psikosomatik yang jauh lebih besar daripada kekerasan yang dilakukan perempuan terhadap laki-laki pasangannya.9 Selain kekerasan dapat langsung berdampak pada kesehatan, juga akan meningkatkan resiko perempuan terkena penyakit dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, seperti halnya perokok atau peminum alkohol, viktimasi ini dapat dikonseptualisasikan sebagai salah satu faktor resiko bagi perempuan untuk menderita berbagai macam penyakit</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Temuan penelitian yang dilakukan di Purworejo, Jawa Tengah, tahun 2000 menunjukkan bahwa banyak perempuan berpendapat dampak psikologis masalah kekerasan merupakan persoalan yang lebih serius dibanding dampak fisik. Pengalaman mengalami kekerasan mengikis harga diri dan menempatkan perempuan pada resiko yang lebih besar untuk mengalami berbagai macam masalah kesehatan mental, termasuk depresi, stres pasca trauma, bunuh diri, sampai dengan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Perempuan yang dianiaya oleh pasangannya menderita lebih banyak depresi, kecemasan dan fobia dibanding perempuan yang tidak pernah dianiaya. Selama kehamilan perempuan tetap mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh pasangannya. Kekerasan selama kehamilan dapat berdampak serius pada kesehatan perempuan dan anaknya. Dampaknya antara lain termasuk kunjungan antenatal yang tertunda, pertambahan berat badan selama kehamilan yang tidak mencukupi, peningkatan kebiasaan merokok, penyakit menular seksual, infeksi vagina dan leher rahim, infeksi ginjal, keguguran dan aborsi, kelahiran prematur, gawat janin dan perdarahan dalam kehamilan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Dampak kekerasan terhadap perempuan</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">A. Kesudahan fatal (pembunuhan, bunuh diri, kematian maternal, kematian yang ada hubungannya dengan AIDS)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">B. Kesudahan tidak fatal</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kesehatan fisik (cidera, gangguan fungsional, keluhan fisik, kesehatan subjektif yang jelek, cacat permanen, obesitas berat, gangguan kronis, sindroma nyeri kronis, sindroma usus mudah meradang, gangguan pencernaan, keluhan somatik, fibromiagla)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kesehatan Jiwa (stres pasca trauma, depresi, kecemasan, fobia/gangguan panik, gangguan makan, disfungsi seksual, rasa rendah diri, penyalahgunaan narkotika)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Perilaku Kesehatan negatif (merokok, alkohol dan penyalahgunaan obat, perilaku seksual beresiko, tidak aktif secara fisik, makan berlebihan)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kesehatan Reproduksi (kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual/AIDS, kelainan Ginekologis, abortus tidak aman, komplikasi kehamilan, keguguran/berat lahir rendah, penyakit radang panggul.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Dampak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga tidak hanya berupa dampak kesehatan fisik dan psikologis semata. Lebih jauh dampaknya juga mempengaruhi keadaan ekonomi. Sebuah penelitian di Amerika Latin menunjukkan bahwa Perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga sering tampak lebih sedikit pendapatannya dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengalami kekerasan. Satu dari lima hari ketidakhadiran perempuan ditempat kerja merupakan akibat dari kekerasan rumah tangga yang dideritanya. Setiap 5 tahun seorang perempuan kehilangan kehidupannya yang sehat selama 1 tahun jika ia menderita kekerasan dalam rumah tangga.12 Pada tahun 1993, Bank Dunia mencatat sebuah diagnosa bahwa terjadinya perkosaan dan kekerasan dalam rumah tangga merupakan penyebab penting dalam ketidakcakapan perempuan dan kematian perempuan dalam usia yang produktif di negara-negara berkembang bahkan di negara-negara maju.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Karakteristik Pelaku kekerasan</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada profil psikologis yang benar-benar khusus untuk menggambarkan karakter pelaku kekerasan.13 Demikian juga tidak ada latar belakang khusus yang menyebabkan laki-laki cenderung untuk melakukan kekerasan terhadap perempuan pasangannya. Laki-laki pelaku kekerasan berasal dari seluruh strata ekonomi dan sosial, tidak memperdulikan latar belakang pendidikan, status sosial ekonomi, suku maupun agama.14 Akan tetapi para pelaku kekerasan biasanya juga berasal dari keluarga yang mengalami kekerasan.15 Mereka secara emosional tergantung pada pasangannya, tidak bekerja atau tidak puas atas pekerjaan, dan sangat konvensional.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Menurut Gondolf ada tiga tipe pelaku kekerasan.16 Pertama, Typical Batterers, yakni mereka yang tidak memiliki riwayat gangguan mental atau catatan kriminal. Mereka tidak lebih banyak Kedua, Sosiopathic Batterers, yakni mereka yang melakukan kekerasan sebagai cara yang diterima untuk menyelesaikan masalah. Mereka kadangkala didiagnosis memiliki gangguan kepribadian. Mereka sering mengancam untuk membunuh atau melakukan kekerasan lebih lanjut. Mereka juga biasa mencari pembenaran dari kekerasan yang dilakukan melalui keyakinan agama, dan sering menggunakan kekuasan dan kontrol dalam banyak dimensi kehidupannya. Ketiga, Antisocial Batterers, yakni mereka yang biasanya didiagnosa menderita penyakit mental dan gangguan kepribadian, memiliki masalah dengan kekerasan, dan memiliki catatan kriminal. Kekerasan yang mereka lakukan lebih sering dan lebih kejam daripada tipe lainnya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Karakteristik Korban</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Perempuan korban dapat ditemui di seluruh strata sosial ekonomi, jenjang pendidikan, dan tingkatan umur. Satu-satunya karakteristik demografis umum yang ditemui adalah pendidikan yang rendah.17 Sama seperti pelaku kekerasan, tidak ada profil psikologis khusus yang bisa menggambarkan korban.18 Akan tetapi ada beberapa keadaan yang umum ditemui pada perempuan korban, yakni merasa dirinya lemah, tidak berdaya, ketidakmandirian (baik ekonomi maupun kejiwaan), ketidakmampuan untuk bersikap dan berkomunikasi secara terbuka (asertif) dan percaya pada peran-peran gender.19 Semua korban merasa memiliki pengalaman akan rasa malu yang dalam, terisolasi, dan perasaannya tertekan.20 Ada fakta yang menarik bahwa mereka yang masa kecilnya sering melihat atau mengalami korban kekerasan pada masa dewasa juga cenderung untuk jatuh sebagai korban kekerasan.21</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Dasar-dasar kekerasan terhadap pasangan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Saat ini ada dua penjelasan yang dianggap paling memadai untuk menerangkan terjadinya kekerasan terhadap pasangan, yakni perspektif teori belajar sosial dan perspektif feminis.22 Kedua perspektif itu menekankan pada kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan yang merupakan kasus terbesar dalam kekerasan oleh pasangan dalam rumah tangga.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan perspektif teori belajar sosial, kekerasan terhadap pasangan dipelajari melalui observasi terhadap hubungan yang penuh kekerasan sebagai cara yang efektif dalam menyelesaikan konflik dan untuk mengontrol pasangan. Objek observasi bisa berupa hubungan rumah tangga orangtuanya, tetangga, teman dan saudara-saudaranya yang penuh kekerasan, bisa berupa bacaan yang menganjurkan pemakaian kekerasan, bisa berupa film yang menampilkan kekerasan dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Anak-anak yang menyaksikan kekerasan ayah terhadap ibu atau sebaliknya akan cenderung menjadi pelaku kekerasan nantinya. Artinya rumah tangga yang dipenuhi oleh kekerasan berkecenderungan akan melahirkan anak-anak pelaku kekerasan. Tidak hanya sebatas itu, mereka yang saat kecil menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga orangtuanya dan juga menjadi korban kekerasan berkecenderungan menjadi korban kekerasan pada saat dewasa. Hal ini cukup merisaukan mengingat hampir setengah perempuan yang mengalami penganiayaan fisik oleh pasangan melaporkan bahwa anak-anak mereka selalu ada selama terjadi kekerasan.23 Artinya, pola kekerasan ditransfer dari generasi ke generasi. Apabila tidak ada upaya konkrit dan sungguh-sungguh untuk memutus rantai siklus kekerasan maka kekerasan akan terus langgeng.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Menurut perspektif feminis semua kekerasan laki-laki terhadap perempuan berakar dari budaya patriarkal di masyarakat. Budaya patriarkal memposisikan perempuan menjadi tergantung kepada laki-laki. Ketergantungan itu mau tidak mau membuat posisi perempuan lemah dan akhirnya mudah jatuh sebagai korban kekerasan. Dalam budaya patriarkal perempuan secara eksplisit maupun implisit ditekan. Perempuan jatuh sebagai korban kekerasan semata-mata karena posisinya sebagai perempuan yang subordinat secara ekonomi, sosial maupun hukum. Perspektif feminis ini yang paling sering digunakan untuk menganalisis kekerasan terhadap perempuan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Secara integratif kedua perspektif penjelasan itu dapat diterangkan dengan menggunakan kerangka ekologik. Model ini digambarkan paling baik melalui 4 lingkaran yang konsentris. Lingkaran yang paling dalam adalah riwayat biologis dan personal yang dibawa oleh masing-masing individu ke dalam suatu hubungan. Lingkaran kedua merupakan area dimana kekerasan seringkali terjadi, yaitu keluarga atau kenalan dan hubungan dekat lainnya. Lingkaran ketiga adalah institusi dan struktur sosial, baik formal maupun informal, seperti pertetanggaan, rekan kerja, jaringan sosial dan kelompok kemitraan. Terakhir, lingkaran paling luar adalah lingkungan ekonomi dan sosial-budaya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan perspektif ekologik, berikut adalah beberapa faktor yang ada di tiap-tiap tingkat yang memperbesar peluang laki-laki untuk menganiaya pasangannya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pada tingkat individual, yang termasuk adalah pernah dianiaya sewaktu masih kanak-kanak atau menyaksikan kekerasan kedua orangtuanya dirumah, ayah tidak ada di rumah atau ditolak oleh ayah, dan sering menggunakan alkohol.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pada tingkat keluarga dan hubungan dekat, studi lintas budaya menunjukkan bahwa peran laki-laki sebagai pengontrol kekayaan dan pembuat keputusan dalam keluarga serta konflik perkawinan merupakan prediktor yang kuat untuk terjadinya kekerasan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pada level komunitas, pengisolasian perempuan dan kekurangan dukungan sosial, disamping kelompok kemitraan laki-laki yang menerima dan mensahkan kekerasan laki-laki akan menyebabkan tingginya kekerasan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pada tingkat kemasyarakatan, studi di seluruh dunia menemukan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah hal umum terjadi di tempat-tempat dimana peran gender didefinisikan dan dilaksanakan secara kaku dan dimana konsep maskulinitas dikaitkan dengan kekuatan, kehormatan atau dominasi laki-laki. Norma budaya lain yang dihubungkan dengan kekerasan adalah toleransi terhadap hukuman fisik bagi permpuan dan anak-anak, diterimanya kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan perselisihan antar personal, dan persepsi bahwa laki-laki adalah ‘pemilik’ perempuan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Daftar Pustaka</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Anderson, I., & Swainson, V. (2001). Perceived Motivation for Rape : Gender Differences in Beliefs About Female and Male Rape. Current Research in Social Psychology, 6 (8) : 107-122.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Boero, S.C. (2002). Gambaran Umum tentang Kekerasan Terhadap Perempuan di Amerika Latin dan Karibia. Bahan Presentasi pada International Seminar : WID Seminar on Domestic Violence-IDB Japan Program, LAC Expertise to Asia and Asia Expertise to LAC, Series September 2-3 2002 in Yogyakarta, Indonesia</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Clay, K.M, Olsheski, J.A., & Clay, S.W. (2000). Alcohol Use Disorders in Female Survivors of Childhood Sexual Abuse. Alcoholism Treatment Quartely, 18 (4) : 19-30</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Ervita & Utami, P. (2002). Memahami Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan. Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis Center.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Hakimi, M., Hayati, E.N., Marlinawati, U.V., Winkvist, A., & Ellsberg, M.C. (2001). Membisu Demi Harmoni : Kekerasan Terhadap Isteri dan Kesehatan Perempuan di Jawa Tengah, Indonesia. Yogyakarta : LPKGM-FK-UGM, Rifka Annisa Women’s Crisis Center, Umea University, & Women’s Health Exchange.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Hasyim, N. (2002). Penanganan Terpadu Perempuan Korban Kekerasan : Pengalaman Penanganan Perempuan Korban Kekerasan di Yogyakarta. Bahan Presentasi pada International Seminar : WID Seminar on Domestic Violence-IDB Japan Program, LAC Expertise to Asia and Asia Expertise to LAC, Series September 2-3 2002 in Yogyakarta, Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Lawson, D.M. (2003). Incidence, Explanations, and Treatment of Partner Violence. Journal of Counseling and Development, 81 : 19-32.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Peterman, L.M., & Dixon, C.G. (2003). Domestic Violence Between Same-Sex Partners: Implications for Counseling. Journal of Counseling and Development, 81 : 40-47.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Stark, E. & Flitcraft, A. (1996). Women at Risk : Domestic Violence and Women’s Health. California : Sage Publications</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Walker, L.E. (2000). Battered Woman Syndrome. New York : Spring</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">PENULIS Oleh <a href="http://www.facebook.com/groups/peradi.virtual/doc/10150281980876375/">Achmanto Mendatu</a> </div>

Kekerasan Terhadap Pasangan

... Kekerasan terhadap perempuan oleh pasangannya merupakan salah satu kekerasan terbesar dan paling luas dibandingkan kekerasan jenis...

Read more »

Sejarah Sepak Bola Indonesia

<div style="text-align: justify;"><b>Tim nasional sepak bola Indonesia</b> memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> pertama yang berpartisipasi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia FIFA</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">1938</a>. Saat itu mereka masih membawa nama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a> dan kalah 6-0 dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Hongaria" title="Tim nasional sepak bola Hongaria">Hongaria</a>, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Indonesia, meski merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, tidak termasuk jajaran tim-tim terkuat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/AFC" title="AFC">AFC</a>.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Di kancah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a> sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_AFF" title="Piala AFF">Piala AFF</a> (dulu disebut Piala Tiger). Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2005. Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di kancah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia" title="Piala Asia">Piala Asia</a>, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2004" title="2004">2004</a> di China setelah menaklukkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Qatar" title="Tim nasional sepak bola Qatar">Qatar</a> 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Bahrain" title="Tim nasional sepak bola Bahrain">Bahrain</a> dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">KOSTUM</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Merah" title="Merah">merah</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Putih" title="Putih">putih</a> sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bob_Hippy&action=edit&redlink=1" title="Bob Hippy (halaman belum tersedia)">Bob Hippy</a>, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1962" title="1962">1962</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1974" title="1974">1974</a>, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> mempersiapkan dua tim untuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asian_Games_IV&action=edit&redlink=1" title="Asian Games IV (halaman belum tersedia)">Asian Games IV</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1962" title="1962">1962</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a>.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yugoslavia" title="Yugoslavia">Yugoslavia</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toni_Pogacnic&action=edit&redlink=1" title="Toni Pogacnic (halaman belum tersedia)">Toni Pogacnic</a>, yakni <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PSSI_Banteng&action=edit&redlink=1" title="PSSI Banteng (halaman belum tersedia)">PSSI Banteng</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PSSI_Garuda&action=edit&redlink=1" title="PSSI Garuda (halaman belum tersedia)">PSSI Garuda</a>. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=M._Zaelan&action=edit&redlink=1" title="M. Zaelan (halaman belum tersedia)">M. Zaelan</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Djamiat_Dalhar&action=edit&redlink=1" title="Djamiat Dalhar (halaman belum tersedia)">Djamiat Dalhar</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tan_Liong_Houw" title="Tan Liong Houw">Tan Liong Houw</a>, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Skandal_Senayan&action=edit&redlink=1" title="Skandal Senayan (halaman belum tersedia)">Skandal Senayan</a>", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asian_Games" title="Asian Games">Asian Games</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mulyadi_%28pemain_sepak_bola%29" title="Mulyadi (pemain sepak bola)">Mulyadi</a> (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1964" title="1964">1964</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1972" title="1972">1972</a>, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970-an" title="1970-an">1970-an</a>, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, kita hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games XI-1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Kings Cup 1981," kata <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ronny_Pattinasarani" title="Ronny Pattinasarani">Ronny Pattinasarani</a> yang memperkuat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970" title="1970">1970</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1985" title="1985">1985</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia_2007" title="Piala Asia 2007">Piala Asia 2007</a> yang digelar mulai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/8_Juli" title="8 Juli">8 Juli</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Minggu" title="Minggu">Minggu</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/29_Juli" title="29 Juli">29 Juli</a>, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div>SEJARAH INDONESIA DI PIALA FIFA<br /><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1938" title="1938">1938</a> (di masa penjajahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>) sempat lolos dan ikut bertanding di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia 1938</a>. Waktu itu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim" title="Tim">Tim</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> di bawah nama <i>Dutch East Indies</i> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>), peserta dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> yang pertama kali lolos ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> untuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia 1938</a> hanya terdiri dari 2 negara, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a> karena saat itu dunia <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola" title="Sepak bola">sepak bola</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> memang hampir tidak ada. Namun, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> akhirnya lolos ke final <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia 1938</a> tanpa harus menyepak bola setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a> mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a>.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1930-an" title="1930-an">1930-an</a>, di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NIVB&action=edit&redlink=1" title="NIVB (halaman belum tersedia)">NIVB</a>)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a>) di tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1936" title="1936">1936</a> milik bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hwa_Nan_Voetbal_Bond&action=edit&redlink=1" title="Hwa Nan Voetbal Bond (halaman belum tersedia)">Hwa Nan Voetbal Bond</a> (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=HNVB&action=edit&redlink=1" title="HNVB (halaman belum tersedia)">HNVB</a>) punya bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa" title="Tionghoa">Tionghoa</a>, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a>) milik orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nederlandsch_Indische_Voetbal_Bond" title="Nederlandsch Indische Voetbal Bond">Nederlandsch Indische Voetbal Bond</a> (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NIVB&action=edit&redlink=1" title="NIVB (halaman belum tersedia)">NIVB</a>) sebuah organisasi sepak bola orang-orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belandamenaruh</a> hormat kepada Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a>) lantaran Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SIVB&action=edit&redlink=1" title="SIVB (halaman belum tersedia)">SIVB</a>)yang memakai bintang-bintang dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NIVB&action=edit&redlink=1" title="NIVB (halaman belum tersedia)">NIVBkalah</a> dengan skor 2-1 lawan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Voetbalbond_Indonesia_Jacatra&action=edit&redlink=1" title="Voetbalbond Indonesia Jacatra (halaman belum tersedia)">Voetbalbond Indonesia Jacatra</a> (VIJ)salah satu klub anggota <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSIdalam</a> sebuah ajang kompetisi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> ke III pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1933" title="1933">1933</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surabaya" title="Surabaya">Surabaya</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> yang semula memandang sebelah mata <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan <i>Gentlemen’s Agreement pada</i> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Januari" title="15 Januari">15 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1937" title="1937">1937</a>. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara <i>de facto</i> dan <i>de jure</i> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> mengakui <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a>. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> menjadi pucuk organisasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola" title="Sepak bola">sepak bola</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia</a>, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> melawan tim bentukan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> sebelum diberangkatkan ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia</a> (semacam seleksi tim). Tapi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> membuktikannya. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Agustus" title="7 Agustus">7 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1937" title="1937">1937</a> tim yang beranggotakan, di antaranya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maladi" title="Maladi">Maladi</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Djawad&action=edit&redlink=1" title="Djawad (halaman belum tersedia)">Djawad</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moestaram&action=edit&redlink=1" title="Moestaram (halaman belum tersedia)">Moestaram</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sardjan&action=edit&redlink=1" title="Sardjan (halaman belum tersedia)">Sardjan</a>, berhasil menahan imbang 2-2 tim <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nan_Hwa&action=edit&redlink=1" title="Nan Hwa (halaman belum tersedia)">Nan Hwa</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a> di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gelanggang_Union&action=edit&redlink=1" title="Gelanggang Union (halaman belum tersedia)">Gelanggang Union</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semarang" title="Semarang">Semarang</a>. Padahal <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nan_Hwa&action=edit&redlink=1" title="Nan Hwa (halaman belum tersedia)">Nan Hwa</a> pernah menyikat kesebelasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> mulai kesohor.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Atas tindakan sepihak dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> ini, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Soeratin&action=edit&redlink=1" title="Soeratin (halaman belum tersedia)">Soeratin</a>, ketua <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> yang juga aktivis gerakan nasionalisme <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>,sangat geram. Ia menolak memakai nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a>. Alasannnya, kalau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>. Tapi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/FIFA" title="FIFA">FIFA</a> mengakui <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> sebagai perwakilan dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>. Akhirnya <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Solo" title="Solo">Solo</a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1938" title="1938">1938</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia Perancis 1938</a> mayoritas orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>. Mereka yang terpilih untuk berlaga di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis" title="Perancis">Perancis</a>, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Achmad_Nawir" title="Achmad Nawir">Achmad Nawir</a> (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Johannes_Mastenbroek&action=edit&redlink=1" title="Johannes Mastenbroek (halaman belum tersedia)">Johannes Mastenbroek</a>. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland. <sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia#cite_note-0">[1]</a></sup></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><sup class="reference" id="cite_ref-0">PERTANDINGAN MELAWAN HONGARIA</sup></div><div style="text-align: justify;">Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stadiun_Velodrome_Municipal&action=edit&redlink=1" title="Stadiun Velodrome Municipal (halaman belum tersedia)">Stadiun Velodrome Municipal</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reims" title="Reims">Reims</a>, Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Het_Wilhelmus&action=edit&redlink=1" title="Het Wilhelmus (halaman belum tersedia)">Het Wilhelmus</a>. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0. Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6. Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sin_Po" title="Sin Po">Sin Po</a>, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah"</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">DI KOPI PANCONG DARI <a href="http://maxpobas.blogspot.com/2011_06_01_archive.html">BLOGNYA MAKSI OMRI POBAS </a></div>

Sejarah Sepak Bola Indonesia

Tim nasional sepak bola Indonesia memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada t...

Read more »